Taddabur ayat ayat Rahmat Allah

Kamis, 21 April 2011


Catatan ini saya tulis dan sarikan dari tausyiah H.  Bachtiar Nasin Lc pada majelis Reboan di mesjid Alatief pasar raya blok m rabu lalu, dengan tema yang sama dengan judul di atas.  

Arti kata Tadabbur sendiri terdapat diantaranya dalam QS. An Nisaa’ ayat 82, secara leksikal/harfiah tadabbur mengandung beberapa filosofi makna, yakni: refleksi (reflection), meditasi (meditation), berfikir (thinking), pertimbangan (consideration) dan perenungan (contemplation). Mencermati rangkaian makna terbaca, kata ini memiliki makna integral dalam konteks kecerdasan manusia; intelektual, spiritual dan moral. Itulah kemungkinan yang dapat kita tangkap mengapa Al-Qur’an menggunakan kata tadabbur. (Sumber : http://putrapurnama.wordpress.com/2009/02/17/qiro%E2%80%99ahtilawahtadarusdan-tadabbur/ )

Sedang  makna dari Rahmat Allah adalah seperti yng dikatakan oleh Prof.Dr. Muhammad Mutawali dalam bukunya tafsir Asy-Sya’rawi ;“Allah SWT disebut Dzat Yang Maha Penyayang di dunia karena banyaknya makhluk Allah yang tercakup oleh sifat rahmat-Nya ini. Rahmat Allah SWT di dunia berlaku umum kepada makhluk-Nya, baik orang mukmin, pelaku maksiat, maupun orang kafir. Di dunia Allah SWT memenuhi semua kebutuhan mereka secara merata tanpa memperhitungkan dosa-dosa mereka. Dia memberi rezeki dan ampunan kepada mukmin dan non-mukmin. Dengan demikian, semua manusia di dunia mendapat rahmat-Nya tanpa memandang apakah mereka beriman atau tidak. Akan tetapi, di akhirat Allah SWT hanya memberikan rahmat kepada orng mukmin saja, sedangkan orang-orang kafir dan orang-orang musyrik tidak akan memperoleh Rahmat-Nya. Oleh karenanya penerima rahmat di akhirat jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan saat berada di dunia. (sumber : http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2009/05/arti-dan-makna-kata-rahmat.html)

Rahmat (kasih sayang) Allah harus kita cari/minta agar kita tidak menjadi seperti syeitan yang menjauh dari Allah dan Iblis yang berputus ada dari rahmat Allah. Rahmat tidak selalu datang dari apa yang kita suka. Namun dari yang kita tidak suka pun merupakan rahmat Allah. Orang yang beruntung adalah orang yang mencari rahmat Allah karena akan mampu menerima apapun yang diberikan Allah kepadanya dan dapat menjadi orang yang bertawakkal (berserah diri kepada Allah).

Kata Rahmat yang asal katanya Rohmah sendiri merupakan kata istimewa karena dalam QS Al Fatihah ada 2 kali penyebutan yaitu Arrahman dan Arrahim yang perkenalan diri Allah kepada umat manusia sebagai yang Maha Pengasih dan yang Maha Penyayang bukan yang lainnya.

Manusia dalam doanya sering memohon agar diberi keinginannya/hasratnya dikabulkan namun melupakan takdir Allah padahal kehidupan ini berada diantara ikhtiar insani dan takdir Ilahi..itulah penting rahmat.  jadi peradigmanya harus di rubah.. kita harus yakin dulu akan Takdir ilahi kemudian berdoa atau berikhtiar agar apa yang kita inginkan terjadi sehingga kalau pun apa yang kita inginkan tidak terjadi, kita sudah menyadari itu merupakan takdir ilahi. Sebagai contoh yang bs sebagai pembanding adalah kita sering menganggap seorang manusia disebut sebagai pemenang apabila dapat memaafkan orang lain padahal pemenang sesungguhnya adalah apabila kita  mampu meminta maaf. So kesimpulannya orang yang sukses adalah orang yang mendapatkan keinginannya yang sesuai dengan takdir ilahi.

Lantas bagaimana caranya agar apa yang kita inginkan dapat sesuai dengan takdir Ilahi ? berharaplah agar Allah meninspirasi agar apa yang Allah inginkan/takdirkan menjadi keinginan kita.

Kandungan kata Rahmat :
·         Allah sudah memberi sebelum diminta
·         Allah selalu memberi kepada yang meminta
·         PemberianNya melebihi dari yang diminta
·         Tak pernah berharap kembali dari yang telah diberikanNya
·         PemberianNya meliputi kebutuhan, keinginan dan yang tak pernah terbayangkan.

Hadist Shahih Bukhari No. 2955 ; dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluq, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas ai-‘Arsy (yang isinya) : “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.

Siapapun yang telah membuat Allah kecewa, maka seketika hilanglah rasa kecewa itu apabila segra bertobat kepada-Nya. Itulah salah satu rahmat Allah.

Seluruh bentuk keni’matan Allah yang diberikan hamba-Nya didunia hanyalah sebagian kecil saja. Dari Abu Hurairah ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:” Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 99 bagian Allah tahan dan Allah turunkan ke bumi satu bagian. Satu bagian itulah yang menyebabkan sesama mahluk saling menyayangi sampai kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya khawatir mengenainya” (Muttafaqun ‘alaihi).

Begitulah, keni’matan paling ni’mat yang Allah berikan di dunia hanyalah satu bagian saja dari rahmat Allah swt sedangkan sisanya Allah tahan dan hanya akan diberikan kepada orang-orang beriman di surga.
Oleh karena itu dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda tentang dunia bagi orang beriman. Dari Abu Hurairah ra berkata :”Rasulullah saw bersabda:” Dunia adalah penjara bagi mu’min dan surga bagi orang kafir”(HR Muslim). Sumber :  http://www.syariahonline.com/v2/mutiara-hadist/hadits-fitnah-dunia
 
Sesungguhnya Allah akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang dikarunia sifat Kasih sayang (HR.Bukhari dan Muslim).

Bercepatlah mengejar ampunan Allah lalu berlomba lombalah mendapatkan ampunan Allah.. 
Syurga adalah motivasi manusia untuk kehidupan abadi di akhirat.. biasanya orang yang lebih berorientasi pada kehidupan akhirat hidupnya cenderung lurus. Itulah rahmat Akhirat.

Cara merealisasikan rahmat Allah adalah :
·         Mensyukuri nikmat rahmat
·         Berkasih sayang

Cara mendapatkan rahmat Allah :
·         Beriman
·         Berhijrah
·         Berjihad

Referensi ayat tentang  rahmat Allah ;

QS ; An nissa (4 ;175) :
fa-ammaa alladziina aamanuu biallaahi wai'tashamuu bihi fasayudkhiluhum fii rahmatin minhu wafadhlin wayahdiihim ilayhi shiraathan mustaqiimaan
175. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.

QS : Ali Imran ( 3;8 )
rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka anta alwahhaabu
8. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".

Dalam sessi tanya jawab ada pertanyaan dari salah satu jamaah yg cukup menarik saya catat disini karena realitanya memang ada pernyataan seperti ini. Salah seorang menanyakan bahwa ia mempunyai seorang teman yang mengatakan bahwa ia tidak pernah minta dilahirkan jadi untuk apa harus shalat dan taat kepadaNya.. satu pernyataan putus asa dari seorang yang masih buta mata hatinya.. jamaah tersebut menanyakan bagaimana cara menyadarkan dia. Disini ustadz menjawab : katakan saja pada orang itu :
·         Bukankah engkau tidak pernah minta diberikan mata ? toh kamu gunakan juga untuk melihat.
·         Bukankah engkau tidak pernah minta diberikan tangan ? toh kamu gunakan juga untuk menyuap makanan ke mulutmu.
·         Bukankag engkau  tidak pernah minta diberikan kaki ? toh kamu gunakan juga untuk berjalan?
·         Bukankah engkau tidak pernah minta diberikan otak ? toh kamu gunakan juga buat berpikir
Jadi kita memang tidak pernah meminta dilahirkan tapi kita diciptakan untuk menyembah dan taat kepada yang menciptakan kita. Andai kita tidak mau menyembah dan taat kepada yang menciptakan kita, maka jangan kita gunakan apa yang dikaruniakanNya, sanggupkah engkau kawan ?

Condet, 21 April 2011

Makna Kata SABAR & SYUKUR

Selasa, 19 April 2011

SABAR

Sabar  secara etimologi, sabar (ash-shabar) berarti menahan dan mengekang (al-habs wa al-kuf).

Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak di sukai karena mengharap ridha Allah.Yang tidak di sukai itu tidak selamanya terdiri dari hal-hal yang tidak di senangi seperti musibah kematian, sakit, kelaparan dan sebagainya, tapi juga bisa berupa hal-hal yang di senangi. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.

Dalam ensiklopedi islam dijelaskan bahwa yang di maksud sabar ialah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaa,baik dalam menemukan sesuatu yang tidak di ingini ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.

Imam Al-ghazali mengatakan bahwa sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas dorongan ajaran islam.

Dengan kata lain sabar ialah tetap tegaknya dorongan agama berhadapan dengan dorongan hawa nafsu.dorongan agama ialah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal Allah, Rasul serta mengamalkan ajaran-Nya. Sedangkan dorongan hawa nafsu ialah tuntutan syahwat dan keinginan-keinginan rendah yang minta di laksanakan.

Menurut M. Jamaluddin barang siapa yang tegak bertahan sehingga dapat menundukkan dorongan hawa nafsu secara terus menerus maka orang tersebut termasuk golongan orang yang sabar.

Tingkatan Sabar

Berpijak dari pengertian sabar menurut Al-Ghazali di atas,maka upaya manusia
untuk bersabar dapat di golongkan dalam tiga tingkatan,yaitu:

1.     Orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya, karena mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.
2.    Orang yang kalah oleh hawa nafsunya.
3.    Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu, tetapi suatu ketika ia kalah, karena besarnya dorongan nafsu. Meskipun demikian, ia bangun lagi dan terus tetap bertahan dengan sabar atas dorongan nafsu tersebut.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunia, Nabi Muhammad SAW membagi sabar menjadi tiga tingkatan,yaitu:

1.     Kesabaran dalam menghadapi musibah
2.    Kesabaran dalam mematuhi perintah Allah SWT, dan
3.    Kesabaran diri untuk tidak melakukan maksiat.

Macam-Macam Sabar

Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabrfi Al-Qur’an,sabar dapat
di bagi menjadi enam macam:

1.     Sabar menerima cobaan hidup. Cobaan hidup, baik fisik maupun non fisik, akan menimpa semua orang baik berupa lapar, haus, sakit, rasa takut, kehilangan orang-orang yang di cintai, kerugian harta benda dan lain sebagainya. Cobaan seperti itu bersifat alami, manusiawi, oleh sebab itu tidak ada seorang pun yang dapat menghindar.Yang diperlukan adalah menerimanya dengan penuh kesabaran, seraya memulangkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
2.    Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu. Hawa nafsu menginginkan segala macam kenikmatan hidup,kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk mengendalikan segala keinginan itu di butuhkan kesabaran. Jangan sampai semua kesenangan hidup dunia itu membuat orang lupa diri apa lagi lupa Tuhan.
3.    Sabar Dalam Taat Kepada Allah SWT Dalam menaati perintah Allah, terutama dalam beribadah kepada-Nya di perlukan kesabaran.
4.    Sabar Dalam Berdakwah Jalan dakwah adalah jalan panjang berliku-liku yang penuh dengan segala onak dan duri. Seseorang yang melalui jalan ini harus memiliki kesabaran.
5.    Sabar Dalam Perang.Dalam peperangan sangat di perlukan kesabaran, apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak atau lebih kuat. Dalam keadaan terdesak sekali pun, seorang prajurit Islam tidak boleh lari meninggalkan medan perang, kecuali sebagai bagian dari siasat perang ( QS. Al-Anfal 15-16 ).
6.    Sabar Dalam Pergaulan. Dalam pergaulan sesama manusia baik antara suami isteri, antara orang tua dengan anak, antara tetangga dengan tetangga, antara guru dan murid, atau dalam masyarakat yang lebih luas, akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari di butuhkan kesabaran sehingga tidak cepat marah, atau memutuskan hubungan apabila menemui hal-hal yang tidak di sukai.

Keutamaan Sabar

Sifat sabar dalam Islam menempati posisi yang istimewa. Al-Qur’an mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam sifat mulia lainnya. Antara lain di kaitkan dengan keyakinan, syukur, tawakkal, dan taqwa.mengaitkan satu sifat dengan banyak sifat mulia lainnya menunjukkan betapa istimewanya sifat itu. Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa, tentu dengan sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang istimewa.

Sifat sabar memang sangat di butuhkan sekali unyuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Seorang mahasiswa tidak akan berhasil mencapai gelar kesarjanaan tanpa sifat sabar dalam belajar. Seorang peneliti tidak akan dapat menemukan penemuan-penemuan ilmiah tanpa ada sifat sabar dalam penelitiannya.

Imbalan Orang Yang Sabar

1.     Dapat berdampingan dengan Allah
2.    Memperoleh berita yang menyenangkan
3.    Bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak berdosa
4.    Di beri pahala yang berlipat
5.    Terbebaskan dari siksa api neraka
6.    Di cintai oleh Allah

SYUKUR

syukur adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah diberikan-Nya.

Tiga hal yang di sebut syukur :

1.     mengakui nikmat dalam batin
2.    Membicarakannnya secara lahir
3.    Menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah

Jadi syukur berkaitan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Hati untuk Mahabbah / merasakan, lisan untuk memuji, anggota badan untuk menggunakan nikmat yang diterima.

Macam – macam Syukur

1.     Syukurnya mata. Apabila engkau melihat sesuatu yang baik, engkau menceritakannya. Tapi bilamana engkau melihat keburukan engkau menutupinya.
2.    Syukurnya telinga. Jika engkau mendengar sesuatu yang buruk, cegahlah!
3.    Syukurnya tangan. Jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu dan janganlah engkau menolak hak Allah yang ada pada kedua tanganmu.
4.    Syukurnya perut. Hendaklah bawahnya berisi makanan, sedangkan atasnya berisi ilmu.
5.    Syukurnya kemaluan : Almukminun 1-7 :
1.     Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.    orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3.    dan orang-orang yang menjauhkan diri dari yang tiada berguna,
4.    dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5.    dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6.    kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
7.    Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
6.    Syukurnya kaki: Jika engkau mengetahui seorang yang sholeh yang mati dan engaku bercita – cita dan berharap seperti dia, dimana dia melangkahkan kakinya untuk taat dan beramal saleh semata,maka contohlah dia.Dan apabila engkau melihat seorang mati yang membencinya maka bencilah amalnya. Maka engkau menjadi orang yang bersyukur.

Keutamaan Syukur

“karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat ( pula ) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku”. (QS.Albaqarah : 152)

Manusia diperintahkan bersyukur pada Allah SWT, bukanlah untuk kepentingan Allah itu sendiri, karena Allah ghaniyyun ‘anil ‘alamin ( tidak memerlukan apa – apa dari alam semesta ) tapi justru untuk kepentingan manusia.

Firman Allah :

“Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji”. (QS.Luqman : 12 )

Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan: sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS: Ibrahim : 7)

KESIMPULAN

Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak di sukai karena mengharap ridha Allah.Yang tidak di sukai itu tidak selamanya terdiri dari hal-hal yang tidak di senangi seperti musibah kematian,sakit,kelaparan dan sebagainya.

Tingkatan Sabar
1.     Orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya,karena mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.
2.    Orang yang kalah oleh hawa nafsunya.
3.    Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu,tetapi suatu ketika ia kalah,karena besarnya dorongan nafsu.Meskipun demikian,ia bangun lagi dan terus tetap bertahan dengan sabar atas dorongan nafsu tersebut.

Macam-Macam Sabar
1.     Sabar menerima cobaan hidup
2.    Sabar Dari Keinginan Hawa Nafsu
3.    Sabar Dalam Taat Kepada Allah SWT
4.    Sabar Dalam Berdakwah
5.    Sabar Dalam Perang
6.    Sabar Dalam Pergaulan
7.    Bersyukur adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukan-NYA.

Tiga hal yang di sebut Syukur
1.     mengakui nikmat dalam batin
2.    Membicarakannnya secara lahir
3.    Menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah

Macam – macam syukur
1.     Syukurnya mata
2.    Syukurnya tangan
3.    Syukurnya telinga
4.    Syukurnya perut
5.    Syukurnya kemaluan
6.    Syukurnya kaki

DAFTAR PUSTAKA
Alqur’anul Karim
Ilyas, yunahar.kuliah akhlaq.LPPI: jogjakarta

Sumber : http://www.scribd.com/doc/22047760/SABAR-Dan-Syukur

Bersedekah dengan Senyuman

Senin, 18 April 2011

“Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu.”  (HR. Imam Ahmad).

Semua orang pasti pernah tersenyum. Senyum adalah bagian dari gerak tubuh yang diekspresikan secara alamiah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa senyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukan rasa senang, gembira, dan suka cita dengan mengembangkan bagian bibir sedikit.

Senyum merupakan ekspresi positif. Dengan tersenyum seseorang memberi kesan baik kepada orang lain. Terkecuali jika senyum itu diungkapkan dengan terpaksa. Memberi senyum merupakan kebaikan. Sebab dengan begitu ia menyenangkan orang lain. Pahalanya sama dengan seperti bersedekah. Itu sebabnya Nabi senang tersenyum kepada orang lain.

Jarir bin abdillah pernah bercerita “Sejak aku masuk Islam, Nabi tidak pernah menghalangiku untuk menemuinya, beliau selalu tersenyum kepadaku. (HR Bukhari). Nabi senantiasa mengekspresikan mukanya dengan senyum. Nabi juga mengajarkan kepada kita untuk berlemah lembut, sebab lemah lembut merupakan rahmat dari Allah.

Memang tersenyum merupakan hal sederhana. Banyak orang menyepelekannya. Padahal senyum kepada orang lain mengandung banyak manfaat.  Tidak hanya bagi orang lain, tapi juga bagi orang yang melakukannya. Rasullullah bersabda ; “Janganlah kamu keremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim).

Menyembuhkan Penyakit

Dari segi kesehatan, tersenyum sangat positif. Orang tersenyum akan memperoleh banyak manfaat untuk kesehatan tubuh dan kejiwaan. Nabi sendiri membuktikannya. Kondisi Nabi senantiasa sehat. Salah satu resepnya karena Nabi murah senyum ketika berinteraksi dengan keluarga maupun para sahabat.

Menurut penelitian senyum bisa memperdayai tubuh, sehingga perasaan bisa berubah. Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang. Orang di sekitar pasti ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia.

Senyum menghilangkan gejala stress. Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan dan sedih. Senyum membuat sistem imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang rileks. Senyum juga membuat kita awet muda. Di samping itu juga senyum membuat kita terlihat sukses. Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dan bisa diandalkan.

Seorang dokter, Mark Stibich, Ph.D. menulis artikel tentang senyum di sebuah media di Amerika. Menurut dia senyum membuat orang lebih menarik. Orang banyak senyum punya daya tarik. Hal ini juga bisa membuat perasaan orang di sekitar nyaman dan senang. Sebaliknya orang yang cemberut, merengut, mengerutkan kening dan menyeringai membuat orang di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Dipastikan orang yang banyak tersenyum memiliki banyak teman. Senyum juga bisa mengubah perasaan. Jika kita sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan mebuat perasaan menjadi lebih baik.

Senyum yang dianjurkan nabi adalah senyum yang tulus dan ikhlas. Ketulusan dan keikhlasan itu penting, sebab disitulah nilai pahala itu tersimpan. Senyum yang tulus itu hukumnya sunnah. Sama seperti sedekah. Tapi jika senyum diungkapkan secara terpaksa, maka akan bernilai lain. Sesuatu yang baik akan berubah menjadi jelek, bahkan dibenci Allah.

Senyum yang terpaksa bisa mengandung unsur kebohongan. Senyuman dibuat buat dan tidak jujur. Senyuman seperti ini bagian dari sifat munafik. Allah sangat membenci orang yang munafik. Salah satu cirinya adalah ia tersenyum namun sebenarnya benci kepada orang yang ia senyumi.

Senyum yang mengandung nilai sedekah adalah senyum yang tulus, ikhlas, tidak manipulatif dan bertujuan menyenangkan orang lain. Ketika orang senang, ia ikut senang. Seperti itulah orang mukmin sejati,

Disalin dari : Buletin Dakwah Ar Risalah Edisi 456/tahun VII Jumadil Awal 1432 H.